Langsung ke konten utama

Tolak Budaya Valentine, IMM Sidrap Aksi Damai



Medkom– Aksi damai menolak perayaan valentine dilakukan aktivis dakwah yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (13/2/2020) siang.
Aksi ini dilakukan di seputaran bundaran kota Pangkajene. Adapun Masjid Raya Pangkajene Sidrap menjadi titik kumpul para peserta aksi dan setelah melakukan shalat dhuhur berjamaah di Masjid Raya. Ketua Umum PC IMM Sidrap, Muzakkir memimpin doa sebelum turun kejalan, selepas itu langsung peserta aksi jalan kaki menuju bundaran Pangkajene Sidrap untuk melakukan orasi. Aksi mereka juga disertai dengan pembagian brosur tentang penjelasan sejarah Valentine Day dan kenapa Islam melarang untuk merayakannya.
Selembar brosur tersebut dibagikan kepada para pengendara yang saat itu melintas di seputaran bundaran Pangkajene.
Selain itu, ada juga yang membawa karton bertuliskan penolakan perayaan valentine dan spanduk bertuliskan aksi damai yang bersifat himbaukan kepada elemen masyarakat.
Kordinator Aksi, Irwanto mengatakan kegiatan yang setiap tahun IMM Sidrap lakukan ini merupakan hasil dari pemikiran kolektif yang telah dikonsolidasikan sebelumnya para pimpinan IMM Sidrap.
“Pesertanya ada 50 orang, baik dari mahasiswa UMS Rappang dan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Sidrap” jelas Ketua Bidang Hikmah & Kebijakan Publik PC IMM Sidrap ini.
Dalam orasinya, Irwanto menegaskan bahwa aksi ini demi kemaslahatan ummat, bangsa & negara. IMM Sidrap tidak akan goyah menyampaikan kebenaran walaupun teriknya sinar matahari kota Pangkajene Sidrap, dan mengajak masyarakat khususnya para generasi muda dan pelajar untuk tidak ikut merayakan valentine karna bukan budaya bangsa Indonesia dan bukan ajaran Islam yang tidak boleh ditiru ataupun merayakannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merefleksikan Pesan Buya Syafii Maarif Sebagai Gerakan Pencerdasan Generasi Muda

Penulis : Arman (Ketua Bidang Organisasi PC IMM Sidrap Periode 2019-2020).

"PERSPEKTIF AKTIVIS MENCERAHKAN DAN MENCERDASKAN SEBAGAI WUJUD PERAN RAHMATAN LIL 'ALAMIN"

Arman  Ketua Bidang Organisasi  PC IMM Sidrap Periode 2019-2020 Bulo Wattang, Kamis, 18 Juni 2020 Berbicara tentang aktivis tentunya tidak asing lagi ditelinga mahasiswa terutama yang bergelut di dunia organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia aktivis merupakan orang yang termasuk dalam anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita, yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya, atau dengan kata lain seseorang yang menggerakkan aktivitas-aktivitas organisasi. Seorang aktivis tentunya memiliki tanggung jawab besar sebagai agen of change dan social of control sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat sangat strategis dalam memberikan kontribusi positif dalam menjawab dinamika sosial yang kekinian. Untuk itu aktivis yang berada dilingkungan perguruan tinggi hendaknya tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa formal saja tetapi ilmu yang didapatkan

Memperingati Hari Kesakitan Pancasila 1 Oktober - IMMawati Ayu Santri

  PC IMM KAB SIDRAP Peringatan hari kesaktian Pancasila dilakukan setiap tanggal 1 Oktober setiap tahunnya. Secara garis besar peringatan Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang kembali jalannya sejarah di masa lalu dalam mempertahankan ideologi bangsa. Adanya Hari Kesaktian Pancasila juga bisa dilakukan atas dasar mengenang dan menghormati jasa para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa gerakan 30 September atau lebih banyak dikenal dengan sebutan G30S/PKI. Awalnya peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini hanya dilakukan oleh Angkatan Darat. Kini Hari Kesaktian Pancasila menjadi salah satu Hari Nasional yang diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Peringatan ini bertujuan agar bangsa Indonesia mengingat kembali peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) dan juga untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa tersebut. Mengenang latar belakang penetapan Hari Kesaktian Pancasila, G30S/PKI merupakan bagian dari sejarah kelam bangsa Indonesia. Dalam peristiwa tersebut, 6 orang